Tag Archives: 100 kondisi penyakit kritis

Sudah Punya Asuransi Kesehatan (Askes Fasilitas Kantor), Masih Perlukah Asuransi Penyakit Kritis?

Ya, adalah sebuah benefit bagi orang-orang yang sudah memiliki asuransi dari tempat mereka bekerja. Karena biaya kesehatan mereka sudah dijamin oleh asuransi kantor tempat mereka bekerja. Biasanya asuransi yang diberikan oleh suatu perusahaan kepada karyawannya adalah asuransi kesehatan yang mengcover rawat inap, rawat jalan, rawat gigi, dan kacamata. Dan limit manfaatnya pun kadang semakin besar jika jabatannya semakin tinggi. Ada juga beberapa kantor memberikan asuransi kesehatan yang mengcover juga anggota keluarganya, bahkan mengcover hingga biaya imunisasi dasar, yang pastinya sangat bermanfaat bagi mereka yang baru memiliki bayi.

Sebuah ilustrasi. Misalnya ada seorang karyawan yang mendapatkan asuransi dari kantor yang mengcover rawat inap dan membayar full sesuai tagihan Rumah Sakit. Kejadian pertama. Suatu ketika dikarenakan perusahaan sedang sangat berkembang, terkadang ada beberapa waktu lembur bagi karyawan. Dan dikarenakan sangat bersemangat, sang karyawan lupa menjaga kondisi kesehatannya. Hingga akhirnya drop dan terkena thypus. Terpaksa dirawat inap di Rumah Sakit selama 1 minggu. Karena kantor memfasilitasinya dengan Askes Sesuai Kwitansi, maka ketika sembuh dan pulih, si karyawan tidak pusing memikirkan biaya Rumah Sakit dan dia pun masih bisa terima gaji. Kejadian kedua. Suatu ketika di usia yang masih produktif karyawan tersebut terkena stroke dan harus di rawat karena penyakitnya tersebut. Sudah bisa dipastikan biaya rawat inapnya akan dicover oleh asuransi dari kantor bukan? Dengan demikian si karyawan tidak akan mengalami masalah finansial karena biaya-biaya selama di rumah sakit sudah tercover. Tapi bagaimana jika setelah keluar dari rumah sakit lalu dia sudah tidak memiliki kemampuan untuk bekerja? Bagaimana caranya dia bisa memberikan nafkah keluarganya dan membiayai sekolah anak-anaknya? Baca lebih lanjut

Sudah Punya Asuransi Kesehatan (Askes BPJS), Masih Perlukah Asuransi Penyakit Kritis?

Berikut saya salinkan sebuah artikel dari Portal Kantor Berita Antara. Artikel di bawah ini adalah sebuah contoh kasus betapa pentingnya memiliki Asuransi Penyakit kritis.

RSSA Malang sukses operasi cangkok ginjal pertama BPJS

Malang (ANTARA News) – Rumah Sakit Syaiful Anwar (RSSA) Malang, Jawa Timur, sukses melakukan operasi cangkok ginjal atau transplantasi ginjal pertama di Jatim bagi pasien peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.

Kepala Divisi Regional VII Jatim BPJS Kesehatan dr Andi Afdal di Malang, Selasa, mengemukakan pasien pertama operasi cangkok ginjal pertama di RSSA Malang, yang menggunakan kartu BPJS Kesehatan itu adalah Suji (47), warga Karangrejo.

“Pembiayaan yang terus meningkat karena kebutuhan hemodialisa (HD) atau cuci darah, membuat pasien keberatan, sehingga kami memberikan dana BPJS sesuai ketentuan Undang-Undang,” katanya. Baca lebih lanjut

Punya Asuransi Kesehatan (Sesuai Tagihan), Masih Perlukah Asuransi Penyakit Kritis?

Sekarang ini banyak program asuransi kesehatan yang membayar biaya pengobatan sesuai tagihan rumah sakit. Di Allianz pun sejak Agustus 2014 lalu telah diluncurkan produk SmartMed Premier, program asuransi kesehatan yang membayar klaim sesuai tagihan dengan limit tahunan 6 miliar. Artinya, berapa pun biaya yang ditagihkan rumah sakit, untuk penyakit kritis sekalipun, akan dibayar sepenuhnya oleh Allianz, selama tidak melebihi 6 miliar.

Kalau sudah punya produk Askes sesuai Tagihan itu kan artinya proteksinya udh bagus banget.. Ya, tentu, saya setuju. (Penjelasan lebih lengkap tentang SmartMed Premier bisa dibaca di SINI).

Pertanyaannya, jika kita sudah memiliki produk askes yang membayar klaim sesuai tagihan semacam itu, apakah kita masih perlu mengambil asuransi penyakit kritis??

Jawabannya adalah PERLU.

Mengapa?

“Karena asuransi kesehatan tidak memberikan uang tunai dalam jumlah besar; sesuatu yang sangat dibutuhkan ketika mengalami penyakit kritis.”

Aneka biaya tersembunyi penyakit kritis yang tidak ditanggung asuransi kesehatan.


Asuransi kesehatan bisa membantu untuk membiayai segala keperluan pengobatan selama DI DALAM rumah sakit. Tapi untuk segala biaya yang timbul DI LUAR rumah sakit, atau segala keperluan yang TIDAK BERHUBUNGAN dengan rumah sakit, asuransi kesehatan TIDAK BERTANGGUNG JAWAB LAGI.

Apa sajakah itu? Silakan dilihat kembali gambar di atas. Atau dilanjut dengan rangkuman di bawah:

  • Akomodasi untuk orang yang menemani, seperti transportasi, penginapan, biaya makan, dan lain-lain. Orang yang menemani si sakit ini bisa jadi bukan satu-dua orang. Biaya akan lebih besar jika perawatan dilakukan di luar negeri.
  • Perawatan lanjutan sepulang dari rumah sakit, seperti perawat di rumah dalam jangka waktu yang lama (untuk kasus stroke atau lumpuh), cuci darah hingga seumur hidup (untuk kasus gagal ginjal), suplemen untuk penguat tubuh yang pada umumnya berharga mahal (seperti produk kesehatan yang sering ditawarkan MLM), atau perawatan di tempat pengobatan alternatif.
  • Biaya hidup selama tidak bekerja karena menjalani perawatan, dan biaya hidup untuk keluarga jika tidak bisa bekerja lagi untuk seterusnya. Termasuk untuk membayar premi Askes sesuai Tagihan yang sudah dipunya, yang rata-rata merupakan Askes Murni.
  • Segala keperluan dan cita-cita lain yang bisa terganggu akibat mengalami penyakit kritis, seperti dana pendidikan anak, rencana pensiun, cicilan rumah, cicilan mobil, rencana liburan, hingga perjalanan ibadah.

Asuransi penyakit kritis bisa membantu untuk berbagai biaya dan keperluan semacam itu, karena klaim asuransi penyakit kritis diberikan dalam bentuk uang tunai (cash). Besarnya sesuai jumlah uang pertanggungan (UP) yang tercantum dalam polis.

Misalnya dalam polis tertera UP penyakit kritis sebesar 1 miliar, maka akan diberikan sebesar 1 miliar jika tertanggung terdiagnosa suatu penyakit kritis, atau separuhnya jika penyakit kritis terdiagnosa di tahap awal (khusus untuk asuransi penyakit kritis yang menanggung sejak tahap awal, contohnya CI100).

Yang namanya uang tunai, sifatnya sangat fleksibel dan tentunya boleh digunakan untuk apa saja. Mau dipakai berobat boleh, tidak berobat pun silakan saja (karena ceritanya biaya rumah sakit sudah dijamin askes sesuai tagihan). Berobat di rumah sakit boleh, di klinik alternatif pun oke-oke saja. Mau digunakan untuk biaya hidup sehari-hari boleh, disimpan saja untuk keperluan pendidikan anak pun baik. Untuk melunasi utang boleh, diinvestasikan untuk menambah dana pensiun pun tak masalah. Bahkan mau dipakai jalan-jalan dan membeli mobil baru pun tak ada larangannya.

Itulah kekuatan uang tunai dalam jumlah besar, sesuatu yang tidak diberikan oleh asuransi kesehatan sebagus apa pun.

Klaim asuransi penyakit kritis diberikan dalam bentuk uang tunai (hard-cash). Penggunaannya diserahkan sepenuhnya kepada nasabah.

Bagaimana Mendapatkan Asuransi Penyakit Kritis?

Di Allianz, asuransi penyakit kritis tersedia sebagai rider (manfaat tambahan) pada produk asuransi jiwa Tapro. Saat ini terdapat dua macam rider penyakit kritis, yaitu CI+ dan CI100. CI+ memberikan perlindungan dari 49 penyakit kritis sampai usia 70 tahun, sedangkan CI100 memberikan perlindungan dari 100 kondisi penyakit kritis sejak tahap awal sampai usia 100 tahun. (Mengenai perbedaan keduanya, bisa dibaca di Perbedaan dan Persamaan antara CI+ dengan CI100).

Bagaimana dengan preminya? Sebagai contoh bisa dilihat pada gambar ilustrasi berikut:

Dengan setoran 900 ribu per bulan, seorang laki-laki usia 30 tahun bisa memperoleh UP jiwa 1M ditambah rider CI+ 1M. Total manfaat 2M

.

Dengan setoran 1juta per bulan, seorang laki-laki usia 30 tahun bisa memperoleh UP jiwa 1 M ditambah rider CI100 (100 kondisi penyakit kritis) 1 M. Total manfaat 2 M.

Untuk usia dan jenis kelamin yang berbeda, atau menginginkan manfaat tambahan yang lain, silakan menghubungi saya melalui kontak di bawah.

Terima kasih.

Salam,

M. Ibnu Setiawan

HP: 085726127497 | Email: m.ibnu.setiawan@gmail.com